Source: 9gag.com |
Orang yang kau sebut kehidupannya lebih mudah dari kehidupanmu, adalah ia yang hanya mengeluhkan beban hidupnya di tiap sujudnya, bukan di media sosial-nya, maupun di depan orang lain.
Orang yang selalu menunjukkan senyum dan tawanya, bahkan tak jarang menularkan kebahagiannya kepada orang lain, adalah ia yang sedang berjuang dari kekecewaan, kesepian, tekanan, pengkhianatan, harapan-harapannya yang pupus, frustasi, dan patah hati yang mengikis jiwanya hari demi hari.
Wanita yang kau cemburui rumah tangganya itu, nyatanya sedang bertahan menutupi luka lahir dan batinnya akibat tingkah suaminya yang kerap melakukan KDRT dan main perempuan.
Laki-laki yang kau gunjingkan kejantanannya itu, adalah seorang laki-laki biasa yang hanya ingin berusaha memenuhi kebahagiaan istrinya.
Wanita yang kau cemburui rumah tangganya itu, nyatanya sedang bertahan menutupi luka lahir dan batinnya akibat tingkah suaminya yang kerap melakukan KDRT dan main perempuan.
Laki-laki yang kau gunjingkan kejantanannya itu, adalah seorang laki-laki biasa yang hanya ingin berusaha memenuhi kebahagiaan istrinya.
Betapa mudahnya orang lain menilai bahwasannya orang yang belum menikah itu tidak memiliki beban layaknya orang yang sudah menikah, tanpa tahu beratnya menghadapi beban moral masyarakat sosial masa kini. Sendirian. Tanpa adanya pundak yang menyangga, tanpa adanya jemari yang mengusap air mata. Tanpa adanya tempat berbagi keluh kesah.
Betapa mudahnya orang lain menilai bahwasannya tidak memiliki suami/istri dan anak berarti tidak memiliki beban pikiran, keuangan, tenaga, dan sebagainya. Tanpa mengetahui bahwasannya ia sedang berjuang menafkahi keluarganya dan dirinya sendiri hingga tidak terlintas di dalam pikirannya untuk meninggalkan semua itu demi mencari kebahagiaan bagi dirinya sendiri.
Betapa
mudahnya orang lain menilai buruk hidup seseorang yang bahagia dan
berkecukupan, tanpa menyadari bahwasannya di balik senyum dan tawa
bahagia itu, di balik mobil mewah itu, di balik barang-barang branded yang
ia kenakan, terdapat malam-malam yang ia habiskan di balik meja kerja,
terdapat hari-hari libur yang ia habiskan di atas tempat tidur demi
membalas hari-hari kurang tidurnya. Bukan, bukan karena ia adalah
pengejar duniawi hingga mengorbankan segala kehidupannya, tapi, simply
ia hanyalah manusia biasa dengan passion yang sangat kuat. Sedangkan
barang-barang branded dan segala foto-foto liburannya yang terpampang
dalam media sosialnya, hanyalah sebagai 'hadiah' atas pencapaian yang telah ia
lakukan, dari dirinya untuk dirinya sendiri.
Ever think about that? No. You only think about yourself.
No comments:
Post a Comment