Monday 19 December 2016

The Hunger Games by Suzanne Collins

The Hunger Games merupakan buku lainnya yang saya baca dalam bentuk e-book, setelah beberapa bulan sebelumnya saya telah menonton film-nya terlebih dahulu. Buku ini menceritakan tentang perbedaan kasta sosial yang terjadi di masa depan, di mana tercipta masyarakat Capitol yang penuh dengan kekayaan, kejayaan, dan kekuasaan, serta masyarakat Panem yang melakukan seluruh pekerjaan untuk mendukung kehidupan penuh hura-hura Capitol namun tetap hidup di bawah garis kemiskinan.


Terdapat suatu aturan di mana masyarakat Panem yang terdiri atas 12 distrik, diharuskan mengirim masing-masing dua orang perwakilannya untuk 'bertarung' dalam arena Hunger Games yang dipertontonkan oleh seluruh masyarakat, termasuk warga Capitol, yang menurut mereka sebagai penebusan atas kesalahan-kesalahan mereka di masa lalu. Dua sudut pandang yang berbeda bermunculan di sini. Sebagai warga Panem tentunya mereka merasa hal ini merupakan suatu penganiayaan yang biadab, yang merenggut paksa hak-hak hidup mereka. Namun berbeda dengan warga Capitol yang menganggap ajang tahunan ini merupakan, bisa dibilang, hiburan.

24 peserta Hunger Games dari 12 distrik tersebut diharuskan bertahan hidup di arena, tanpa membawa apa pun bersama mereka. Hal ini yang menjadi tujuan saya untuk menenggelamkan diri dalam buku novel ini, bagaimana bertahan hidup dalam kondisi apapun. Suzzane Collins berhasil membawa imajinasi saya mengikuti alur dengan lembut. Terbukti dalam 4 hari saja saya dapat menamatkan buku ini. Alur cerita yang apik, serta pengenalan tokoh yang berusaha ditampilkan oleh Collins juga pas dan sesuai dengan porsinya.

Buku dengan tata bahasa terjemahan, biasanya, memiliki kesulitan tersendiri dalam pemahaman kalimat demi kalimatnya (sepertinya ini hanya terjadi pada saya saja deh, hehe). Ditambah dengan detil-detil cerita yang membutuhkan kerja keras dalam mengimajinasikannya. Tetapi hal tersebut tidak saya temukan dalam The Hunger Games, dengan sangat mudah saya berhasil menerjemahkan apa yang ingin disampaikan Collins kepada para pembacanya, ya, walaupun tidak terlepas dari kemudahan yang saya dapatkan dari film yang sudah saya tonton sebelumnya. Terlepas dari semua hal itu, buku ber-genre distopian ini cukup mempengaruhi hingga ke kehidupan nyata saya (hehe). Good job, Suzanne!

No comments:

Post a Comment