Thursday 29 December 2016

Mood Itu Dikejar, Bukan Ditunggu! (TWC Batch 6: Day 1)


Liburan tahun baru merupakan moment yang sangat ditunggu-tunggu bagi banyak orang untuk sejenak rehat dari rutinitas pekerjaan yang menjemukan hati dan pikiran. Beragam kegiatan banyak dilakukan untuk mengembalikan kewarasan yang semakin hari rasanya semakin menipis, diterjang oleh tumpukan pekerjaan yang juga rasanya tak kalah cepat perkembangbiakannya. Mayoritas masyarakat menggunakan moment libur tahun baru ini untuk berkumpul bersama keluarga besar di kampung halaman, mengunjungi tempat-tempat wisata, mencicipi berbagai kuliner di penjuru nusantara, atau sekedar berdiam diri di kamar seharian menuntaskan buku-buku sambil ditemani iringan musik. Saya termasuk kelompok yang terakhir, memilih menghabiskan waktu libur untuk bersantai seharian dan membaca habis novel-novel yang belum sempat saya baca akibat terlalu lelah bekerja. Tetapi ada satu hal yang membuat saya rela meninggalkan liburan saya yang berharga itu: Teacher Writing Camp (TWC) Batch 6. Apa itu? Apa yang menarik dari kegiatan itu sehingga membuat saya mau 'menyia-nyiakan' libur tahun baru yang langka ini?

Wednesday 28 December 2016

Kill! by Michael Marshall


Phew! Satu lagi novel ber-genre thriller berhasil saya selesaikan. Buku ini saya dapatkan dari seorang teman pada tahun 2012, yang mana baru saya ketahui belakangan ini bahwasannya novel ini TERDIRI ATAS TIGA SERI. Sebuah tindakan yang cukup berani tatkala saya memutuskan untuk melanjutkan membaca seri pertama tanpa memiliki, bahkan pernah melihat, seri-seri lanjutannya. Saya melakukan hal itu bukan tanpa alasan, namun Marshall benar-benar menyeret saya dalam kisah yang dibangunnya sedemikian rupa sehingga saya tidak memedulikan bagaimana nasib saya selanjutnya jika buku ini berakhir dan saya tidak memiliki seri lanjutannya sama sekali.

Friday 23 December 2016

Thinking Before Judging

Source: 9gag.com

Orang yang kau sebut kehidupannya lebih mudah dari kehidupanmu, adalah ia yang hanya mengeluhkan beban hidupnya di tiap sujudnya, bukan di media sosial-nya, maupun di depan orang lain.

Orang yang selalu menunjukkan senyum dan tawanya, bahkan tak jarang menularkan kebahagiannya kepada orang lain, adalah ia yang sedang berjuang dari kekecewaan, kesepian, tekanan, pengkhianatan, harapan-harapannya yang pupus, frustasi, dan patah hati yang mengikis jiwanya hari demi hari.

Tuesday 20 December 2016

Cocoklogi? Atau Maksalogi?

Source: Twitter @cocoklogi
Disclaimer: Catatan ini dibuat bukan untuk menyinggung pihak-pihak tertentu. Konten ini dibuat dengan maksud menghadirkan penyegaran di tengah-tengah kerasnya kehidupan.


Cocoklogi, istilah yang belakangan ini sering terlihat beredar di berbagai media sosial, maupun dunia nyata. Cocoklogi seringkali mengaitkan hal-hal yang terjadi secara kebetulan, yang dianggap sebagai pertanda akan terjadinya sesuatu pada alam semesta ini, yang pada kenyataannya memang tidak ada hubungannya sama sekali. IMHO. Sebagai orang yang berpendidikan, tentunya kita mengetahui perbedaan 'takdir' dan 'kebetulan', namun saya tidak akan membahas hingga ke ranah itu dengan modal ilmu yang hanya seukuran butiran debu ini.

When Breathing Offends People

Image result for offend people 2016 meme
Source: imgflip.com
People gets offended easily nowadays, hingga para "hakim-hakim" dadakan bermunculan di setiap jengkal dunia ini (lebay). Saya tidak tahu apa yang salah, kebanyakan micin kah? Atau pengaruh pemanasan global hingga membuat kenaikan suhu juga terjadi di otak dan hati masyarakat dunia masa kini? Hal semacam ini tidak hanya eksis di dunia maya, di dunia nyata pun fenomena ini kerap kali terjadi. Saya bukan seorang pengamat, filsafat, politikus, maupun ahli antropologi. Jadi jangan harap saya akan membahas tema-tema besar yang sedang terjadi baru-baru ini.

Dua Anak Lebih Baik - Karl Marx

Picture: Instagram @dagelan
Catatan ini saya buka dengan gambar seorang tokoh yang sudah tidak asing lagi, Karl Marx. Nilai pelajaran IPS saya di bangku sekolah memang tidak bisa dibilang bagus, terutama menyangkut sejarah dan politik, namun saya yakin, bahwasannya Karl Marx tidak pernah mengambil sesi foto untuk iklan layanan masyarakat yang menyarankan program keluarga berencana. Hmm, apakah memang pernah?

Monday 19 December 2016

The Da Vinci Code by Dan Brown

Buku ini saya pinjam dari teman seangkatan sewaktu saya kelas XII SMA, sekitar tahun 2011. Secara umum, novel ini bercerita tentang penyelidikan suatu benda bersejarah, menggunakan petunjuk-petunjuk yang juga berhubungan dengan sejarah. Robert Langdong sang ahli Simbologi, yang telah menguasai banyak sekali simbol, berduet dengan Sophie Neveu, cucu dari salah satu tokoh penting sejarah, dibantu dengan ahli-ahli sejarah lainnya membuat buku 'berat' ini terasa 'ringan' bagi saya.

Ayat-Ayat Cinta 2 by Habiburrahman El Shirazy


Buku ini saya pinjam dari Adik saya, lengkap dengan tanda tangan sang penulis, Kang Abik. Ayat-Ayat Cinta 2 hadir dengan cerita yang sama, yakni konflik percintaan yang terjadi pada sang tokoh utama, Fahri, yang ternyata menyimpan sebuah kejutan dari seri sebelumnya. Beberapa tokoh baru juga bermunculan, yang ternyata berdampak langsung pada kehidupan cinta Fahri. Romantisme kehidupan cinta Fahri dibungkus dengan konflik yang, sebenarnya, memiliki konsep yang sama dengan Ayat-Ayat Cinta 1. Namun Kang Abik menambahkan bumbu-bumbu lainnya sehingga semakin membawa pembaca ke gelombang emosi yang semakin tidak terkendali.

A Cold Dark Place by Gregg Olsen


Buku ini saya dapatkan dari seorang teman, sekitar tahun 2012, dan baru sempat saya baca sekitar bulan September 2015. Novel dengan genre thriller ini membawa cerita tentang penyelidikan kasus kematian keluarga Martin akibat bencana alam, yang ternyata merupakan kasus pembunuhan. Kasus tersebut menguak beberapa kasus lain yang ternyata berhubungan satu sama lain, mengarah pada muara di mana sang pembunuh berantai bersembunyi untuk melakukan hal-hal demi menyalurkan hasrat membunuhnya. Pembunuhan gadis-gadis remaja 20 tahun lalu dan skandal sebuah agen adopsi anak, merupakan kepingan puzzle yang dibuat oleh Olsen kepada para pembacanya.

Mockingjay by Suzanne Collins

Jika di ulasan sebelumnya saya menggunakan kata 'memberanikan diri', namun untuk ulasan kali ini, saya menggunakan kata yang lebih kuat, yakni, 'IDC'. Mengapa tidak peduli? Pertama, saya belum menonton film-nya saat membaca buku ini. Kedua, FILM-NYA ADA DUA PART DAN PART KEDUANYA BARU RILIS AKHIR TAHUN 2015 -saya membaca buku ini Maret 2015-. Saya tidak menemukan kata yang lebih pas untuk menggambarkan keberanian saya saat memutuskan untuk membaca seri terakhir dari trilogi The Hunger Games, yakni Mockingjay.

Catching Fire by Suzanne Collins

Kali ini saya tidak perlu berpikir panjang untuk melanjutkan seri kedua dari trilogi The Hunger Games, yakni Catching Fire. Seperti seri sebelumnya, buku ini berisikan cerita tentang persaingan hidup dan mati dalam arena Hunger Games. Konsep yang berbeda ditawarkan oleh Collins dalam seri ini. Pertarungan kali ini diselenggarakan dalam memperingati 25 tahun Hunger Games (Quarter Quell) yang ketiga, sehingga terdapat beberapa hal yang berbeda dan lebih 'spesial' dalam penyuguhannya.

The Hunger Games by Suzanne Collins

The Hunger Games merupakan buku lainnya yang saya baca dalam bentuk e-book, setelah beberapa bulan sebelumnya saya telah menonton film-nya terlebih dahulu. Buku ini menceritakan tentang perbedaan kasta sosial yang terjadi di masa depan, di mana tercipta masyarakat Capitol yang penuh dengan kekayaan, kejayaan, dan kekuasaan, serta masyarakat Panem yang melakukan seluruh pekerjaan untuk mendukung kehidupan penuh hura-hura Capitol namun tetap hidup di bawah garis kemiskinan.

Twilight by Stephenie Meyer

Twilight merupakan buku yang saya baca dalam bentuk e-book, setelah saya menonton film-nya beberapa tahun sebelumya. Buku ini bercerita mengenai percintaan anak manusia dengan vampir, yang juga dibumbui dengan pertemanan dengan bangsa manusia serigala, yang pada akhirnya mengarah ke cinta segitiga. Tema cerita yang dibangun oleh Stephenie Meyer di sini cukup ringan, intinya tentang percintaan dari dua (atau tiga) 'jenis' manusia yang berbeda, yang tentunya membawa banyak konflik dalam perjalanannya.

Wuthering Heights by Emily Brontë

 
Kali ini saya akan mengulas tentang buku yang disebut-sebut sebagai permata literatur Inggris pada abad ke -19. Novel ini bercerita tentang seorang yatim piatu bernama Heathcliff, yang terlibat cinta dengan seorang putri dari keluarga dengan strata sosial yang lebih tinggi, Catherine Earnshaw. Kegagalannya memiliki Catherine membuat Heathcliff mengabdikan sisa hidupnya untuk membalas dendam kepada orang-orang yang pernah menghalanginya.