Sunday 12 February 2017

Catatan Kecil Si Anak Pertama

Kepada: Ayah dan Mamah tercinta.

Ini bukan perihal keindahan fisik dan keberanian yang aku bawa darimu, Mamah.
Bukan lagi perihal kecintaanku terhadap kopi, bersin yang menggelegar, dan buruknya tulisan tangan yang aku bawa darimu, Ayah.
Ini perihal bagaimana kalian membentuk diriku sekuat ini.


Sebagai anak pertama, bukanlah mudah bagiku untuk menerima saat-saat di mana aku masih diharuskan belajar giat walau IPK-ku sudah paling tinggi di antara teman-teman sekelas, sementara adikku kau hadiahkan sepeda untuk merayakan kenaikan peringkatnya dari 15 menjadi 10 besar.

Tidaklah mudah saat aku membantu adikku yang paling besar mendaftarkan dirinya di universitas pilihannya sendiri, sementara diriku masih mengubur dalam-dalam impianku karena harus bersekolah di tempat yang sudah kau pilihkan untukku, Ayah.

Apakah mudah bagiku, saat harus berbagi makanan mewah demi menyenangkan adikku yang sedang pulang dari perantauannya, sementara aku pun seringkali merasa bosan dengan makanan yang aku temui setiap harinya di pedagang sekeliling asramaku, Mamah?

Aku iri, pada awalnya. Namun kini aku menyadari, semua itu demi membentuk pondasi yang kuat dalam diriku.

Aku belajar untuk tidak cepat puas, saat dirimu tidak menghadiri yudisium wisudaku karena aku hanyalah wisudawati terbaik di jurusan, bukan terbaik di fakultas, apalagi di universitas, Ayah.

Aku belajar untuk tidak membebani orang lain, saat aku harus merelakan lebaran tanpa baju baru, karena uang lebaranku masuk ke tabungan pribadi demi mengganti ponselku yang sudah tidak layak, sementara adikku mendapatkannya cuma-cuma sebagai hadiah kelulusannya, Mamah.

Ya, aku yakin masih banyak pelajaran-pelajaran yang kalian tanamkan dalam diriku, yang masih akan terkuak satu persatu seiring berkurangnya usiaku dan bertambahnya kedewasaanku.

Maafkan aku yang masih jauh dari ekspektasi kalian.
Sesungguhnya aku masih terus berusaha mencari celah untuk membahagiakan kalian.
I love you to the moon and back.
Love,

  
Your dearest daughter.

No comments:

Post a Comment