Saturday 20 January 2018

Anak yang Bercita-cita Menjadi Tuhan

Kisah ini terjadi sekitar satu tahun yang lalu, saat itu baru beberapa hari saya menjadi guru untuk anak-anak ini. Namanya juga guru baru, terutama jika siswanya adalah anak-anak usia dini, tentunya harus menguasai teknik-teknik PDKT, dong. Salah satunya adalah dengan banyak melemparkan pertanyaan yang umum, tentang cita-cita, misalnya. Murid saya di kelas ini beragam, yang paling kecil berusia belum genap tiga tahun. Sampai yang paling besar berusia kisaran kelas 4 SD.


Saat itu saya duduk dikelilingi oleh para krucils, kami membentuk lingkaran. Kemudian saya mengeluarkan pertanyaan andalan:
"Coba sebutkan cita-cita kalian!"
Semua anak mengacungkan tangan sambil menyebutkan profesi-profesi umum yang menjadi cita-cita mereka. Ada yang menyebutkan tentara, polisi, dokter, guru, pemain bola. Ada juga yang menyebutkan haafiizh sebagai tujuan hidupnya, such a wow, he is 'just' seven years old.

Alhamdulillaah mereka semua memiliki cita-cita yang mulia, saat itu saya terharu, sampai tiba-tiba ada seorang anak yang mengacungkan tangannya sambil berteriak:
"Saya cita-citanya jadi Allah, Bu!"

GUBRAK.

Antara polos, atau memang benar-benar tidak tahu bahwa menjadi Tuhan itu bukanlah sebuah profesi yang dapat dicita-citakan oleh manusia yang serba berkekurangan ini. Saya antara menahan tertawa atas tingkah anak itu, juga bingung bagaimana menanggapi 'cita-cita' yang ia banggakan itu. Untungnya di sebelah kami ada guru senior yang mengawasi, ya sudah, saya serahkan saja lah kepada beliau.


No comments:

Post a Comment