Saturday 17 June 2017

For The Future Me

Untuk diriku di masa depan.

Hei, apa kabar? Aku tau, kau pasti masih tetap kuat.
Bagaimana masa depan? Sudahkah ada alat teleportasi sehingga kau tak perlu lagi berdesak-desakan dalam padatnya lalu lintas?
Sudahkah ada pil yang bisa membuat kau bernapas dalam air tanpa tabung oksigen?
Sudahkah ada alat yang bisa membuat pemiliknya melupakan semua kesedihannya hanya dengan menyentuhnya?


Bagaimana mimpi-mimpimu? Apakah semuanya terwujud, atau justru muncul pencapaianmu dalam hal yang lain? Jangan kecewa, Tuhan sedang menunjukkanmu jalanNya yang tidak akan pernah bisa ditebak.

Sudah berapa tulisan yang kau terbitkan?
Sudah berapa laut yang kau selami?
Sudah berapa patah hati yang kau lalui?

Patah hati. Ya.
Saat kau membaca ini, aku harap kau sudah melupakan apa yang aku rasakan hari ini. Aku harap kau sudah lebih kuat dari diriku sekarang. Hei, pasti kau sedang tersenyum-senyum sendiri mengingat sosok yang membuat diriku sendu sekarang. Jangan! Jangan coba-coba kau cari tahu tentangnya lagi, ia sudah bahagia dengan pilihannya. Yah, apalah dayaku, bahkan aku tidak pernah bisa melawan diriku sendiri. Pasti sekarang kau sudah meninggalkan surat ini dan berselancar mencari tahu tentang dia lagi. Terserah lah, kau memang tak pernah belajar dalam hal itu.

Untuk diriku di masa depan.
Maafkan aku jika sekarang aku terlalu keras bekerja dan membawa penyesalan untukmu di kemudian hari. Maafkan aku jika aku merenggut kehidupan masa mudamu yang tak akan pernah kembali lagi. Tapi asal kau tahu saja, aku sedang mempersiapkan kehidupanmu nanti, agar kau tak perlu bekerja sekeras ini. Agar setidaknya ada suatu masa dalam hidupmu yang dapat kau nikmati seutuhnya. Aku yakin, kesulitan yang aku hadapi sekarang tentunya akan membangun pondasi yang kuat untukmu nanti.

Jika kau sedang menemui titik terendah hidupmu, ingatlah bahwasannya kau pernah berada di posisi yang lebih rendah dari itu. Kau pernah melalui puluhan patah hati yang menyakitkan, kau pernah merasakan pahitnya tidak dihargai, kau pernah berusaha tegar menutupi seluruh kekecewaan yang kau rasakan. And yes, you did it well :)

Hei, kau pasti bertemu banyak orang kan? Orang-orang baru dengan cerita yang baru tentunya membuatmu selalu bersemangat. Tapi, ingatlah satu hal. Ingatlah mereka yang berada bersamaku sekarang, menemani hari-hari terbaikku, dan selalu ada di hari-hari terburukku. Hubungi mereka sekarang, buatlah janji, dan temuilah mereka! Bicarakan kebodohan kalian di masa lalu, tertawakan itu semua. Ceritakanlah dengan bangga kepada keturunanmu bahwa hidupku sekarang dikelilingi oleh orang-orang hebat.

Maafkan aku atas kebodohan yang aku lakukan sekarang dan membuatmu sulit di masa depan.
Hei, aku di masa depan, bagaimana masa depan? Apakah 'ia' benar-benar ada?

No comments:

Post a Comment