Sunday 7 June 2020

Sapiens (Riwayat Singkat Umat Manusia) oleh Yuval Noah Harari


Sinopsis:
SELAMA dua setengah juta tahun, berbagai spesies manusia hidup dan punah di Bumi, sampai akhirnya tersisa satu, Homo sapiens, Manusia Bijaksana, sejak seratusan ribu tahun lalu. Namun spesies ini bisa menyebar ke seluruh dunia dan beranak-pinak hingga berjumlah 7 miliar, dan kini menjadi kekuatan alam yang dapat mengubah kondisi planet. Apa penyebabnya?

Sapiens membahas sisi yang tak banyak diungkit buku sejarah atau evolusi manusia lain: bagaimana manusia berangkat dari sekadar satu spesies hewan menjadi makhluk berperadaban, melalui tiga revolusi—Kognitif, Pertanian, dan Sains. Telusuri peran bahasa, pertanian, sampai gosip dan fiksi dalam kesuksesan manusia, juga arti kebahagiaan manusia dan ujung riwayat spesies kita. 

Ulasan:
Buku non fiksi bertemakan sejarah pertama yang saya baca, selain buku pelajaran tentunya. Sedikit curhat, saya ini sejujurnya suka sejarah, tapi terlanjur merasa trauma akan tekanan akademis yang saya dapatkan saat sekolah dulu, yang mana pelajaran sejarah terasa sangat membebani saya yang lemah menghafal tahun, tempat, tokoh, dan peristiwa secara rinci dan tepat. Tapi bukan berarti saya gak baca sejarah sama sekali lho, hanya saja frekuensinya tidak sebanyak saya membaca fiksi HAHA.

Entah apa yang membuat saya kesambet untuk kemudian membeli dan membaca buku ini, bukan untuk mengikuti hype tentunya, karena sejak awal muncul kehebohan akan buku ini, saya belum merasa tertarik, simply karena buku ini not my cup of tea, dan saya sadar serta mawas diri akan kapasitas otak saya WKWKWKWK.

Hingga akhirnya saya berpikir, saya perlu memperluas jangkauan membaca saya, dan kebetulan saya pernah belajar evolusi saat kuliah Biologi dulu dan teori penciptaan manusia yang diajarkan agama, sehingga saya merasa berkewajiban untuk memperkaya pengetahuan yang saya miliki.

Hasilnya, menurut saya buku ini bagus, terlepas dari beberapa adanya pernyataan yang dianggap kurang diterima oleh beberapa pihak, saya menganggap itu hanyalah keanekaragaman daya pikir dan ilmu pengetahuan manusia saja, tidak menjadikan nilai dari karya ini berkurang sedikitpun.

Kesan pertama yang saya dapatkan dari buku ini, terjemahannya cukup bagus dan mudah dimengerti. Tentunya terdapat banyak istilah baru bagi saya, dan ada beberapa istilah yang agak aneh jika diterjemahkan dari bahasa aslinya, yaitu Bahasa Inggris. Beberapa penyebutan pernah saya temui dalam Bahasa Inggris, yang ternyata cukup asing bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, sehingga menuntut saya untuk membuka KBBI atau google.

Bagian pertama menceritakan tentang Revolusi Kognitif yang kurang lebih isinya adalah mengenai bagaimana kita, Sapiens, berevolusi menjadi spesies paling unggul di antara spesies manusia lainnya, yang kemudian memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk menjelajah dunia luar, hingga akhirnya menyebar ke seluruh wilayah di muka bumi dan akhirnya eksis hingga masa kini.

Beberapa hal yang disebutkan dalam bab pertama ini, bahwa kita, Sapiens, dianggap 'merusak' tatanan bumi yang sebelumnya penuh harmoni, dijabarkan di sini. Yang cukup membuka mata saya adalah bahwa periode keberlangsungan hidup Sapiens, belum ada secuil dari lamanya spesies manusia lain menghuni bumi ini. Bahwa apa yang sedang saya, dan kita perjuangkan mati-matian sekarang, hanyalah fase yang bisa berakhir panjang atau singkat.

Bagian kedua ini membahas tentang Revolusi Pertanian, atau setelah Sapiens berhasil 'menduduki' seluruh penjuru muka bumi, mereka (kita sih) kemudian mempelajari sistem baru dalam memperoleh sumber daya. Bahasan pembuka bagian ini kurang lebih adalah mengenai pembangunan jejaring komunikasi yang disatukan oleh khayalan atau fiksi yang dipercayai bersama.

Disebutkan bahwa adanya pertanian mungkin terlihat sebagai suatu gerakan paling revolusioner dalam sejarah kehidupan manusia, nyatanya justru sebaliknya. Banyak hal yg hilang digantikan oleh lahan-lahan pertanian, pemukiman dengan tembok yang tinggi, dan segala harta benda yang semakin menambah tugas manusia. 
 
Jadi, menurut saya aja sih ini, sawah-sawah yang terbentang dari dulu hingga sekarang adalah hasil 'menggeser' lahan alami yang tadinya hutan/padang. Nah, sekarang, sawah-sawah tersebut 'digeser' oleh pembangunan gedung-gedung tinggi dan permukiman.

Tinggal menunggu periode selanjutnya lagi saja, bangunan tersebut akan digeser lagi oleh apa. Semuanya hanya perkara waktu dan bagaimana manusia melampiaskan hasratnya. Zaman yang ditentukan oleh hasrat, atau hasrat yang ditentukan oleh zaman?


Bagian ketiga dari buku ini secara umum membahas mengenai jatuh bangun politik imperium -rentetan peristiwa setelah Sapiens bertani dan menetap, mereka kemudian memperluas relasi- yang dipengaruhi oleh dua hal yang sampai sekarang masih membuat kita menghamba: uang dan agama. Bagi saya bagian ini lumayan berat dan padat karena berisikan tentang sejarah politik dari kerajaan satu ke kerajaan lainnya, imperium ini menguasai imperium itu, dan sebagainya.


Bagian keempatnya membahas Revolusi Sains, bahwa sains dan politik yang selama ini terlihat seakan dua kubu yang bertolak belakang, ternyata adalah simbiosis mutualisme tanpa akhir.


Juga pertanyaan yang akhirnya muncul, apakah revolusi yang dilakukan Sapiens ini sepadan? Dan mau ke mana 'kah tujuannya? Dapatkah sains merealisasikan keabadian bagi Sapiens? Kebahagiaan itu semu, baik secara biologis maupun psikologis, benarkah? Apakah keingintahuan terhadap segala ketidaktahuan kita akan mengantarkan Sapiens kepada kerusakan lainnya, seperti yang terjadi pada Revolusi Kognitif di awal?

Akhirnya kembali pada kesimpulan saya pribadi, bahwa apa yang sedang kita jalani ini adalah fase. Benar atau salahnya akan menjadi penilaian generasi mendatang, seperti halnya kita sekarang menilai Revolusi Pertanian, Revolusi Industri, dan revolusi lainnya. 

Sisi lainnya, dampak dari evolusi juga memang tidak selamanya positif, tentu ada negatifnya. Sekalipun tidak pernah ditemukan pertanian, adakah yang dapat menjamin manusia hidup dan bertumbuh tanpa ada masalah apapun? Begitupun dengan segala usaha sains yang sedang dilakukan sekarang. 

Salah satu konsekuensi dari bertumbuh dan berkembang, adalah adanya 'harga' yang harus dibayar. Sekalipun apa yang Sapiens lakukan sekarang adalah mengarah pada kepunahannya sendiri, alam semesta tetap akan berjalan sesuai orbitnya. Kita hanyalah bagian dari linimasa semesta. 

Sebenarnya ada banyak buku yang membahas dan mengupas tentang tema yang sama, bahkan lebih rinci, namun lagi-lagi dibutuhkan kebijakan dan kedewasaan pembaca dalam menerjemahkan dan mengaplikasikan apa yang mereka baca.  Saya menganggap karya Harari sebagai pengayaan untuk apa yang pernah saya pelajari sebelumnya. Bahwa setiap orang bebas menyuarakan apapun, dan setiap orang juga bebas memilih dan menerjemahkan input apapun yang ingin mereka masukkan ke dalam kepala.


Judul: Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia
Pengarang: Yuval Noah Harari
Penerjemah: Tyas Palar
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Halaman: 525 hlm.
Edisi: Cetakan Ketigabelas tahun 2020
ISBN: 9786024244163 
Penilaian: 4/5 

No comments:

Post a Comment