Tuesday 30 June 2020

Great Expectations by Charles Dickens


Sinopsis: 
Sebagai bocah yatim piatu yang tinggal bersama kakak perempuan dan suaminya, Pip tidak pernah memiliki harapan. Namun ketika dia mulai mengunjungi seorang wanita tua kaya raya, Miss Havisham, dan keponakan angkatnya, Estella, mulailah Pip mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Kemudian Pip mewarisi sejumlah besar uang dari seseorang misterius, dan dia pun pindah ke London untuk belajar menjadi pria terhormat.

Charles Dickens, salah satu penulis yang paling dicintai dalam Sastra Inggris, telah menikmati kemasyuran selama hidupnya. Selain dikenal lewat novel-novelnya, Dickens juga bekerja sebagai jurnalis serta menulis esai dan drama. Karya-karya Dickens dipuji karena mempunyai daya tarik bagi semua kalangan. Lewat potretnya terhadap tokoh utama yang tak terlupakan dan mengundang simpati, tokoh antagonis yang menyeramkan, serta karakter-karakter jenaka, dia mengomentari sisi baik dan buruk manusia dalam masyarakat.

Ulasan:
Sebelumnya saya ingin bercerita sedikit tentang buku ini, yang sebenarnya dibeli adik saya pada tahun 2015 dan tergeletak begitu saja di rak buku saya. Itu menjelaskan mengapa warna sampulnya sudah agak kusam, karena memang terlalu lama dia dibuka tanpa dibaca. HEHE. Sempat beberapa kali saya coba membaca, tapi hanya berhenti di beberapa puluh halaman pertama, dan akhirnya saya daftarkan buku ini ke dalam Reading Challenge di Twitter, biar ada motivasi aja sih, dan akhirnya, KELAR!

Kesan saya selama membaca buku ini: MENANGOS. PERIH. :''')
Sedikit saya gambarkan garis besar dari kisah yang diceritakan oleh buku ini, ya.  Mencabik hingga ke relung hati. Harapan, pembalasan dendam, cinta bertepuk sebelah tangan, balas budi, impian yg terwujud, impian yang gagal, semua jadi satu. Dibungkus dengan akhir yang memaksa kita untuk menerima.

Great Expectations bercerita tentang seorang anak yatim piatu, Pip, yang jatuh cinta pada seorang gadis dari kasta yang berbeda, Estella. Hingga akhirnya Pip berangan-angan menjadi pria terhormat suatu hari nanti, untuk mendapatkan Estella. Bertahun-tahun kemudian mereka bertemu kembali, setelah Pip mendapatkan warisan dari orang misterius yang membiayai kehidupannya untuk pergi meninggalkan desanya dan menjadi pria terhormat. Apakah mereka akan bersatu? Setelah Pip menjadi pria terhormat dan menaikkan derajat hidupnya? Ha ha ha tidak semudah itu Ferguso~ 

"Estella," kataku, berpaling padanya, dan mencoba untuk mengendalikan getaran dalam suaraku, "kau tahu aku mencintaimu. Kau tahu bahwa aku mencintaimu sejak lama dan sepenuh hati."
hlm. 514

Buku ini lebih banyak bercerita bagaimana Pip menjalani kehidupannya sebagai pria terhormat, dan kisah tokoh-tokoh lainnya yang ternyata..... saling berhubungan satu sama lain. Akan ada plot twist mengenai siapa penderma misterius yang mewarisi kekayaannya untuk Pip, juga apa peran orang itu terhadap kehidupan Pip dan..... Estella.

Yang membuat hati saya tersayat-sayat selama membaca buku ini adalah: kasih sayang Joe (kakak ipar Pip) yang selama ini merawat Pip dari kecil hingga harus ditinggalkan saat Pip merantau, dan ia masih setia pada Pip sampai akhir sekalipun Pip pernah merasa malu dengan keadaannya yang dianggap tidak pantas. Joe adalah tokoh yang selalu penuh dengan motivasi dan semangat hidup, sekalipun hidup sedang berada dalam tingkat yang serendah-rendahnya, ia masih selalu menghadapinya dengan senyum dan gembira.

Kemudian, ini menurut saya aja sih, apa yang dilakukan Estella terhadap Pip adalah untuk melindungi Pip dari kesakitan yang tak berkesudahan. Walaupun, yah, sebenarnya bisa diusahakan dengan cara lain, tapi sepertinya Estella adalah tipikal orang yang berpegang teguh pada pendiriannya sampai mati.

"Omong kosong," sentaknya, "omong kosong. Perasaanmu akan segera pudar."
"Tidak akan pernah, Estella!"
"Kau akan membuangku dari pikiranmu dalam seminggu."
hlm. 518

Alur yang cukup lambat (menurut saya) dan narasi yang dibuat sangat rinci dalam menggambarkan suatu keadaan, membuat saya sedikit merasa tidak sabar dalam menyelesaikan buku ini, hingga akhirnya saya memutuskan untuk menonton film adaptasinya saat menjelang bab-bab akhir. Hasilnya? Semakin menangis. Sekalipun banyak narasi-narasi jenaka yang muncul dalam buku ini, baik dari ucapan tokonya, penggambaran terhadap suatu hal, atau kejadian-kejadian lucu yang terjadi di dalamnya.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, buku setebal 692 halaman ini (versi terjemahan) lebih banyak berisi tentang perjalanan hidup Pip dari yang tadinya seorang anak yatim piatu dari kasta yang rendah, menjadi pria terhormat dengan segala kemewahan yang melenakannya. Kisah cintanya dengan Estella disampaikan tidak terlalu banyak, namun entah mengapa, tetap menjadi racun yang paling menyakitkan dalam kisah hidup Pip.

Rangkaian twist yang disuguhkan di penghujung kisah juga tak kalah menarik, jujur saja saya sempat 'tertipu' menganggap siapa pemberi warisan kepada Pip, yang ternyata sangat jauh berbeda dari dugaan saya. Ditambah lagi dengan terkuaknya peran lain di balik sosok pemberi warisan tersebut, yang semakin membuat saya tidak berhenti mengucap 'WHATTT' atau 'GA MUNGKINNNNN', kayak lagi nonton sinetron, wkwkwk.

Quotes atau kutipan dalam novel Great Expectations:
... Di dunia kecil tempat anak-anak memperoleh jati dirinya dari siapa pun yang mengasuhnya, tidak ada yang lebih melukai daripada perlakuan tidak adil. ...
hlm. 93

Jika ada orang yang menyembunyikan rasa takut bahwa dirinya tidak akan dipahami oleh orang lain, wajar jika hidupnya dipenuhi keraguan.
hlm. 97

"Ah, Pip," kata joe, "apa pun itu, kepintaranmu, toh, harus biasa-biasa saja terlebih dahulu sebelum menjadi luar biasa! ..."
hlm. 104

"... Kalau berjalan lurus tidak bisa menjadikanmu luar biasa, apalagi berbelok-belok. Jadi jangan bercerita lagi, Pip. Jalanilah hidupmu dengan gembira dan kau akan mati dengan bahagia."
hlm. 105

... dan pengalaman nyata pertamaku akan kekuatan besar uang adalah menerima perlakuan yang bertolak belakang dengan yang diterima bocah pelayan Mr. Trabb.
hlm. 216

Tentu saja kita tak perlu malu akan air mata kita, karena air mata adalah hujan yang membasahi debu bumi yang membutakan, melunakkan hati kita yang keras.
hlm. 226

Jadi, sepanjang hidup, kelemahan dan kekejian terburuk kita biasanya dilakukan demi orang-orang yang paling kita benci.
hlm. 312

Segala jenis penipu lainnya di dunia ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penipu diri sendiri.
hlm. 322

"Uangnya, atau temannya?"
"Uangnya. Aku siap menjual semua temanku demi satu lembar uang, ..."
hlm. 327

"Perlu kau tahu," kata Estella, mencibir padaku layaknya wanita yang brilian dan cantik, "bahwa aku tidak punya hati--kalau itu ada hubungannya dengan ingatanku."
hlm. 339

"Apa kau menipu dan menjebaknya, Estella?"
"Ya, dan banyak lelaki lainnya--mereka semua, kecuali kau. ..."
hlm. 444

Berada di ambang kematian memang sangat mengerikan, tapi yang jauh lebih mengerikan adalah dikenang secara keliru setelah kematian.
hlm. 608

Judul: Great Expectations
Pengarang: Charles Dickens
Penerjemah: Berliani Mantili Nugrahani
Penerbit: Qanita
Halaman: 692 hlm.
ISBN: 978-602-1637-68-5
Penilaian: 5/5

No comments:

Post a Comment