Wednesday 1 July 2020

Cinta yang Marah oleh M. Aan Mansyur

Sinopsis:
Suatu hari kelak, sebelum salah satu di antara aku dan kau tersangkut maut, pada hari ulang tahun kau, ketika tidak ada pekerjaan kantor yang melarang kau cuti, aku akan mengajak kau menjadi tua renta, kemudian mengajak kau kembali menjadi anak-anak

Ulasan:
Puisi dengan alur tentang manisnya memiliki hingga pahitnya rasa kehilangan. Setiap lembarnya dihiasi dengan potongan-potongan berita dari koran terkait peristiwa Mei '98. Dengan tema merah yang menggambarkan cinta dan amarah, penulis membawa emosi pembaca dalam perjalanan antara tokoh 'aku' dan 'kau'.
 
Buku puisi M. Aan Mansyur kedua yang saya baca setelah Tidak Ada New York Hari Ini. Atmosfer yang berbeda saya rasakan di buku ini. Jika di TANYHI terasa betul jelaga menganga akan kerinduan seseorang terhadap cintanya, pada buku ini saya melihat pupusnya harapan 'aku' terhadap 'kau', kehilangan 'kau' yang begitu mengoyak namun dibungkus dengan romansa yang manis sekaligus tragis.

Awalnya saya mengira 'aku' dan 'kau' adalah sepasang kekasih, namun setelah saya pikir-pikir lagi, dengan tema Mei '98 yang menghiasi tiap lembar buku ini, 'aku' dan 'kau' adalah tentang seseorang dan kegelisahannya tentang harapan-harapan yang kandas akan masa depan negara ini. Tentang bagaimana 'aku' mencintai 'kau' sepenuh jiwanya, seberapapun berkekurangannya 'kau'.

Menarik, membungkus kritik dalam kesan romantik.
 
Potongan puisi dalam buku Cinta yang Marah:
 
aku tidak mau, meski dulu setiap malam di tempat tidur kau bilang kepada aku: sampai mati, sampai hidup kembali, aku pilih kau
hlm. 48
 
menurut kau, apakah akan lahir sebuah fatwa haram mencintai seseorang jika aku dan kau dikuburkan saling berpelukan dalam sebalut kafan?
hlm. 74

Judul: Cinta yang Marah
Pengarang: M. Aan Mansyur
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 93 hlm.
ISBN: 9786020355375
Penilaian: 3/5

No comments:

Post a Comment