Saturday 25 July 2020

Let It Snow by John Green, Lauren Myracle & Maureen Johnson

Sinopsis:
Badai salju pada malam Natal ternyata bisa mengubah kota kecil menjadi tempat yang romantis.

Siapa kira jalan kaki di tengah cuaca dingin dan basah akibat kereta api mogok dapat berakhir dengan ciuman mesra dari kenalan baru yang menawan. Juga perjalanan menembus tumpukan salju menuju Waffle House ternyata dapat menimbulkan cinta pada teman lama. Dan cinta sejati ternyata bisa datang berkat giliran kerja pagi buta di Starbucks.

Tiga kisah romantis karya tiga penulis bestseller ini ––John Green, Maureen Johnson, dan Lauren Myracle–– membuat kita percaya pada cinta sejati.

Buku pertama John Green yang saya baca, kesan pertama untuk buku ini: hangat. Dari dulu saya selalu menyukai cerita yang bertemakan natal, karena entah mengapa selalu saya temukan kehangatan di dalam sana. Secara umum buku ini menceritakan tiga kisah cinta dan persahabatan remaja yang berbeda, yang pada akhirnya saling berkaitan satu sama lain. Kisah mereka dimulai dari peristiwa yang sama, yaitu: terjebak dalam badai salju yang dahsyat di malam natal.

Satu hal yang paling saya sukai dari keseluruhan isi buku ini adalah, sekalipun Green, Myracle, dan Johnson bukan lagi seorang remaja, tetapi tulisan yang mereka torehkan di sini dipenuhi humor dan sarkasme khas remaja yang tidak jarang membuat saya terkekeh sendiri, karena memang se-lucu itu. Bagi saya yang sudah dewasa, kisah cinta remaja yang dituliskan di sini sama sekali tidak cringey, manisnya juga tidak berlebihan, dan kehangatannya justru bisa mencairkan hati orang-orang dewasa yang telanjur beku karena sudah lama tidak merasakan cinta. EAEAEAEA

Isu-isu seperti body shaming, insekuritas, perbedaan agama, menyatu dalam lelucon dan sinisme secara bersamaan, membuat pembaca kembali pada masa-masa remaja -bahkan hingga kini- yang kerap menertawakan kepahitan diri sendiri.

Saya merekomendasikan buku ini bagi siapapun yang mencari bacaan ringan, manis dan hangat dalam kadar yang pas, yang dibumbui dengan kekonyolan remaja yang juga dihiasi dengan sinisme justru semakin memperkaya cerita dalam buku ini.

Quotes atau kutipan dalam buku Let It Snow:

“… Kadang-kadang kita harus melakukan sesuatu yang masih membuat kita ragu…”
hlm. 27

“… Kerabat-kerabat kami di tempat lain menganggap kami aneh karena kami punya pohon natal. Tapi pohon kan memang bagus. Pohon sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama.”
hlm. 65

Kurasa sinting bagi satu orang berarti waras untuk orang lain.
hlm. 73

Ada sesuatu dalam diriku yang menyukai segala drama dan ketidaknyamanan cuaca yang buru. Semakin buruk, semakin bagus.
hlm. 113

Aku tidak tahu pudding figgy itu apa, tapi kedengarannya seperti makanan penutup yang meringkuk kesepian di ujung meja prasmanan karena tidak seorang pun menginginkannya. Sama sepertiku. Dingin, sendirian, dan kemungkinan bergelambir.
hlm. 195 

Bulu kudukku merinding karena kalimat apa pun yang menggabungkan “aku sayang padamu” dan “tapi” tidak mungkin bagus.
hlm. 232

Judul asli: Let It Snow
Judul terjemahan: Dalam Derai Salju
Penerjemah: Rosemary Kesauly dan Kristi Ardiana
Pengarang: John Green, Lauren Myracle & Maureen Johnson
Halaman: 312 hlm.
ISBN: 9786020311517
Penilaian: 4/5

No comments:

Post a Comment