Tuesday 9 June 2020

Kitab Suci Kesatria Cahaya oleh Paulo Coelho



Sinopis:
Kitab Suci Kesatria Cahaya adalah ajakan bagi kita semua untuk mewujudkan impian, menerima ketidakpastian dalam hidup, dan bangkit untuk menyongsong takdir pribadi kita yang unik. Ada sosok sang Kesatria Cahaya di dalam diri setiap orang, dan dengan caranya yang tak tertandingi, Paulo Coelho membantu kita untuk menemukannya. Jalan Kesatria Cahaya tak selalu mudah, tetapi dia menerima kegagalan-kegagalannya dan berjuang tak kenal lelah untuk memenuhi Legenda Pribadi-nya.


Ulasan:
Seperti sedang diceritakan kisah-kisah penuh pesan kebijakan oleh Kakek saya sendiri, begitulah kira-kira kesan saya saat membaca buku ini. 
Sesuai dengan sinopsisnya, buku ini penuh dengan ajakan yang mencerahkan pribadi kita untuk menjadi seorang Kesatria Cahaya, atau dalam hal ini: menjadi orang yang berhasil menaklukan 'musuh' dalam kehidupan ini yaitu diri kita sendiri untuk mencapai keberhasilan mimpi-mimpi kita. Buku ini tipis dan kecil, namun sangat padat berisi. Setiap halamannya bertuliskan paragraf singkat, yang setidaknya bagi saya pribadi, sangat menggugah hati dan pikiran saya.
  
Sedikit berbeda dengan karya-karya Paulo Coelho yang pernah saya baca, karyanya yang satu ini sepertinya memang diperuntukkan untuk menyirami jiwa yang kering secara sangat tersurat, tidak seperti buku lainnya yang maknanya diterjemahkan secara tersirat oleh pembaca. Buku ini juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan sangat baik, makna dan pemilihan katanya tidak mengurangi esensi pesan yang ingin disampaikan. Saya kira dalam menerjemahkan kalimat-kalimat bijak, pastilah memiliki tantangannya tersendiri.

Secara umum buku ini menyatakan bahwa kita, manusia, tidak apa-apa merasa ragu, pernah salah dan gagal, boleh sedih dan menangis, putus asa, merasa tidak berguna, serta boleh merasa lelah dan beristirahat apabila 'pertempuran' terasa sangat melelahkan. Bahwa hal-hal tersebut sangat wajar dilakukan tanpa dapat membuat kita seakan menjadi mahluk yang lemah. Bahwa sekalipun kita melakukan itu, kita masih dapat meraih keberhasilan.

Namun tentunya di balik itu semua, untuk menjadi seorang Kesatria Cahaya, kita harus segera bangkit sebelum keberanian kita menghilang, jangan mau dikendalikan keadaan, harus tahu kapan harus lanjut dan kapan harus berhenti, jangan pernah cepat puas, berkawan dengan ketidakpastian, dan fokus pada proses, bukan hasilnya.

Buku ini sangat cocok bagi yang mencari tema self help atau self healing, tanpa perlu merasa digurui. Karena sekalipun maknanya tersurat, bukan berarti buku ini berisi kalimat perintah motivasi seperti  "Bangkitlah!" atau "Terima takdirmu!", yang nampak seperti pijakan utopis nan semu bagi kita yang sedang berada di jurang kegagalan.

Satu hal yang menurut saya menjadi inti dalam pesan yang ingin disampaikan buku ini:
Menerima kegagalan itu adalah sebuah keharusan, dan merayakan keberhasilan bukanlah hal yang salah.

Beberapa kutipan pada buku Kitab Suci Kesatria Cahaya oleh Paulo Coelho:

 Sang kesatria tidak memedulikan perkataan si jahat kepadanya; dia adalah tuan atas pedangnya sendiri.
hlm. 87

Adakalanya orang harus bertindak, dan adakalanya pula orang harus menerima. Sang kesatria tahu bagaimana membedakan saat-saat tersebut.
hlm. 107 

Cawan penderitaan tidaklah sama takarannya bagi setiap orang.
hlm. 132

Dia tahu bahwa orang pandir yang memberikan nasihat tentang kebun orang lain tidak memelihara tanamannya sendiri. 
hlm. 144

Judul: Kitab Suci Kesatria Cahaya
Pengarang: Paulo Coelho
Penerjemah: Eddie Riyadie Laggut-Terre
Halaman: 152 hlm.
Tahun terbit: 2017
ISBN: 978-979-22-9861-1  
Penilaian: 5/5

No comments:

Post a Comment