Thursday 21 May 2020

The Woman In The Window oleh A.J. Finn

 

Sinopsis:
Anna Fox berdiri di depan jendela. Siap melakukan kegiatan rutinnya: memata-matai para tetangga lewat lensa kamera. Ya, dia hafal kegiatan mereka semua. Ya, dia menyaksikan perselingkuhan. Namun, tidak pernah sebuah pembunuhan.

Hari itu, pemandangannya berbeda. Pisau di dada Jane—tetangga barunya, darah di kaca, jemari yang menggapai meminta pertolongan. Anna bergegas ke luar rumah untuk menyelamatkan wanita itu. Namun, agorafobia parah yang diidapnya membuatnya pingsan saat melangkah ke tempat terbuka. Saat sadar, ada Jane Russel lain di hadapannya, seorang wanita yang tidak dia kenal, Jane Russel sesungguhnya. Tidak ada yang mati, dia mungkin berhalusinasi.

Anna pun mencurigai ingatannya sendiri. Terlalu banyak minum, mereka bilang. Mungkin dia hanya berusaha mencari perhatian karena kesepian. Benarkah?

Ulasan:
Seperti cerita misteri pembunuhan yang sempat menjadi tren, buku ini bercerita tentang seorang saksi pembunuhan yang alkoholik, memiliki gangguan psikis akibat trauma di masa lalu, dan..... kesepian. Sebuah kombinasi yang sempurna untuk mencapai kesimpulan bahwa apa yang dilihatnya tidak lebih dari sekadar halusinasi.

Adalah Anna Fox, seorang wanita yang sedang menjalani perawatan akibat PTSD yang dideritanya akibat terlibat dalam kecelakaan lalu lintas beberapa waktu sebelumnya. Kecelakaan tersebut benar-benar mengubah seluruh hidupnya, yang sebagian besar dihabiskan untuk rawat jalan, konsultasi dengan psikiater, melakukan latihan demi latihan untuk menghilangkan traumanya bersama pelatih pribadinya yang bernama Bina, berselancar di internet, hidup dalam khayalan, dan minum alkohol.

Anna mengidap agorafobia (ketakutan untuk keluar rumah, efek dari traumanya di masa lalu), sehingga hari-harinya dihabiskan di depan laptopnya atau sekadar duduk memandangi jendela yang menyuguhkan pemandangan tetangga barunya, sebuah keluarga sempurna. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Anna dibantu oleh David, seorang penyewa ruang bawah tanah di rumah Anna.

Hingga pada suatu hari Anna menjalin pertemanan dengan Jane Russell, istri dari Alistair Russell, dan ibu dari Ethan Russell, keluarga sempurna yang menjadi tetangga baru Anna. Namun pada suatu malam Anna menyaksikan Jane dibunuh dengan sebilah pisau tertancap di dadanya, tanpa dapat melihat jelas siapa pelakunya. Misteri semakin menjadi ketika muncul sesosok yang "mengaku" dan "diakui" sebagai Jane Russell, dengan penampilan fisik yang jauh berbeda dengan Jane Russell yang telah dikenal Anna.

A.J. Finn meramu cerita ini dengan kombinasi agorafobia, alkohol, dan rasa kesepian sehingga tidak ada satupun yang dapat mempercayai Anna dalam memecahkan teka-teki tersebut. Bab demi bab pembaca akan dibawa dalam bagaimana Anna mengatasi traumanya sendiri, mencari pertolongan dalam segala keterbatasannya, sekaligus mencari jawaban atas peristiwa pembunuhan tersebut.

Setiap bab akan ditandai dengan keterangan hari dan tanggal, sehingga cukup membantu pembaca untuk ikut menebak kira-kira siapa dan apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Namun di beberapa bagian, terdapat juga kilas balik kejadian apa yang menimpa Anna sehingga kini ia menderita trauma dan gangguan psikis, serta khayalan akan kenangan-kenangan Anna di masa lampau, yang sejujurnya agak terlalu banyak sehingga terlihat sedikit mengganggu dalam proses pembaca memetakan konflik yang sesungguhnya terjadi dalam cerita ini, yaitu apakah Jane Russell benar-benar terbunuh atau semua itu hanya halusinasi Anna.

Tentu saja di setiap cerita pembunuhan dengan saksi yang bermasalah, harus ada satu orang yang diam-diam mempercayai kesaksian tersebut, di sini saya menilai Detektif Little yang mengisi peran tersebut. Namun tentunya beliau dilema juga, karena sampai akhir cerita tidak ditemukan bukti-bukti otentik yang mendukung kesaksian Anna.

Akhir dari cerita ini sedikit berbeda dari yang saya harapkan. Saya mengira, dan sedikit berharap, Anna dapat menemukan pelakunya memaparkan sendiri kesaksiannya berdasarkan seluruh petunjuk yang telah ia kumpulkan di depan semua orang yang meremehkannya. Namun, A.J. Finn memilih plot twist yang sangat jauh dari perkiraan saya. Pelakunya datang dan berniat menghabisi Anna, yang berujung pada kematiannya sendiri, setelah sebelumnya mengakui seluruh perbuatannya pada Anna. Entah mengapa saya selalu kurang terpuaskan apabila pelaku tidak tertangkap berdasarkan penyatuan petunjuk yang dibangun di dalam cerita dan mengakui semua perbuatannya di depan para penegak hukum.

Secara umum, cerita di dalam buku ini dibawakan dengan baik, dan bagi pembaca yang kerap membaca cerita sejenis, tentunya sudah dapat menebak alur dan garis besar dari cerita ini. Bahasa terjemahannya juga mudah untuk dicerna. Hal yang paling saya sukai adalah setiap bab terdiri atas cerita yang pendek, sehingga pembaca tidak mudah bosan dan meningkatkan rasa penasaran akan apa yang terjadi selanjutnya. Satu lagi, buku terbitan Noura ini memiliki tekstur kertas yang lemas, sehingga kita tidak harus selalu menopangnya agar senantiasa terbuka. 


Judul: The Woman In The Window
Pengarang: A.J. Finn
Penerjemah: Ingrid Nimpoeno
Penerbit: Noura Books 
Tahun terbit: 2018
Halaman: 584 hlm. 
ISBN: 978-602-385-328-1
Penilaian: 4/5

No comments:

Post a Comment