Sinopsis:
"Pembunuhan? Kecelakaan tragis?
Yang pasti seseorang tewas. Tapi, siapa yang melakukan apa?
Semuanya bermula pada hari orientasi TK di Pirriwee Public School: ketika Jane—seorang ibu tunggal yang penuh rahasia—mengantar putranya ke sekolah dan bertemu dengan Madeline yang sinis dan penuh semangat, serta Celeste yang cantik tapi selalu gelisah.
Saat insiden kecil yang melibatkan anak-anak ketiga wanita itu dengan cepat berubah serius, dan bisik-bisik antaribu menjadi gosip-gosip jahat… tak ada lagi yang tahu siapa yang benar dan siapa yang berbohong. Hingga seseorang harus membayar dengan nyawa…
Yang pasti seseorang tewas. Tapi, siapa yang melakukan apa?
Semuanya bermula pada hari orientasi TK di Pirriwee Public School: ketika Jane—seorang ibu tunggal yang penuh rahasia—mengantar putranya ke sekolah dan bertemu dengan Madeline yang sinis dan penuh semangat, serta Celeste yang cantik tapi selalu gelisah.
Saat insiden kecil yang melibatkan anak-anak ketiga wanita itu dengan cepat berubah serius, dan bisik-bisik antaribu menjadi gosip-gosip jahat… tak ada lagi yang tahu siapa yang benar dan siapa yang berbohong. Hingga seseorang harus membayar dengan nyawa…
Ulasan:
Saat
membaca sinopsisnya saya berpikir tadinya buku ini akan bercerita
tentang pemecahan perkara kematian seseorang tanpa adanya saksi, atau
dengan saksi dalam pengaruh alkohol atau obat-obatan tertentu sehingga
pembaca akan diajak mengisi teka-teki dengan segala macam petunjuk yang
akan dikumpulkan dari bab ke bab. Ternyata tidak. Buku ini
menitikberatkan pada dinamika dan politik pertemanan para ibu muda dalam
suatu komunitas, yang pada hal ini adalah sekolah TK.
Memang benar terjadi kematian, tetapi bukanlah itu inti masalah yang akan dipecahkan oleh pembaca, melainkan kematian tersebut justru terkesan dibuat seperti pemecahan dari masalah-masalah yang ada. Pembaca disuguhkan dengan pengembangan konflik yang kerap ditemukan pada kehidupan sehari-hari, seperti perisakan di sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, anak yang lahir tanpa ayah, perceraian dan perebutan hak asuh anak, perselingkuhan, dan yang paling utama adalah kejamnya mulut ibu-ibu tukang gosip. HAHAHA.
Terlihat berat tapi nyatanya Liane Moriarty dapat menceritakannya dengan cukup ringan. Cara para tokoh menghadapi dan menanganinya, terlihat seperti konflik rumah tangga pada umumnya saja. Omong-omong, tokoh yang paling saya sukai adalah Madeline. Pembawaannya yang selalu enerjik namun sinis, membuat kesan seperti masalah adalah teman akrabnya, namun dia bisa melewatinya dengan baik.
Secara umum buku ini bagus, sekalipun alurnya dibuat mundur, sama sekali tidak membuat pembaca bingung dengan jalan ceritanya. Oh satu lagi, setiap bab-nya terdiri dari sedikit halaman, menurut saya ini cukup mempengaruhi kondisi psikologis pembaca. Bab yang panjang seringkali membuat pembaca cepat bosan dan ingin cepat menuju ke ujung bab, yang menyebabkan alur cerita terasa lambat padahal sebenarnya tidak. Pendeknya bab pada buku ini membuat saya terus menerus penasaran, hal apa yang menanti di bab selanjutnya, sehingga saya menyelesaikan membaca buku ini hanya beberapa hari saja.
Memang benar terjadi kematian, tetapi bukanlah itu inti masalah yang akan dipecahkan oleh pembaca, melainkan kematian tersebut justru terkesan dibuat seperti pemecahan dari masalah-masalah yang ada. Pembaca disuguhkan dengan pengembangan konflik yang kerap ditemukan pada kehidupan sehari-hari, seperti perisakan di sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, anak yang lahir tanpa ayah, perceraian dan perebutan hak asuh anak, perselingkuhan, dan yang paling utama adalah kejamnya mulut ibu-ibu tukang gosip. HAHAHA.
Terlihat berat tapi nyatanya Liane Moriarty dapat menceritakannya dengan cukup ringan. Cara para tokoh menghadapi dan menanganinya, terlihat seperti konflik rumah tangga pada umumnya saja. Omong-omong, tokoh yang paling saya sukai adalah Madeline. Pembawaannya yang selalu enerjik namun sinis, membuat kesan seperti masalah adalah teman akrabnya, namun dia bisa melewatinya dengan baik.
Secara umum buku ini bagus, sekalipun alurnya dibuat mundur, sama sekali tidak membuat pembaca bingung dengan jalan ceritanya. Oh satu lagi, setiap bab-nya terdiri dari sedikit halaman, menurut saya ini cukup mempengaruhi kondisi psikologis pembaca. Bab yang panjang seringkali membuat pembaca cepat bosan dan ingin cepat menuju ke ujung bab, yang menyebabkan alur cerita terasa lambat padahal sebenarnya tidak. Pendeknya bab pada buku ini membuat saya terus menerus penasaran, hal apa yang menanti di bab selanjutnya, sehingga saya menyelesaikan membaca buku ini hanya beberapa hari saja.
Judul buku: Dusta-dusta Kecil (Big Little Lies) - 510 halaman
Penulis: Liane Moriarty
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rating: 4/5
No comments:
Post a Comment