Saturday 3 February 2018

The Confession by John Grisham

Jujur saja, hal yang paling membuat saya tertarik dari buku ini adalah sinopsisnya. Meskipun rata-rata buku yang saya baca memiliki sinopsis yang juga menarik, namun entah mengapa sinopsis di buku ini terlihat berkali-kali lebih menarik. Buku ini kemudian menjadi salah satu most wanted yang membuat saya kepikiran berhari-hari. Lebay. HAHA.

John Grisham, jenius satu ini telah banyak menelurkan karya-karya serupa, dengan tema yang saya sukai, kejahatan kriminal. Bahkan sebelum The Confession saya sentuh, saya sudah mengincar karya-karya Grisham yang lain. Tapi begitulah saya, anak sotoy yang tidak tahu siapa itu John Grisham.

Sepanjang membaca The Confession, apa yang saya rasakan? Pusing.

WHY?

Saya amat menyukai novel-novel bertemakan kasus-kasus kriminal, dan The Confession menawarkannya. Namun, novel setebal 684 halaman ini lebih banyak mengangkat konflik-konflik hukum dan politik yang didominasi oleh isu rasial di bumi Amerika.

Menceritakan tentang Travis Boyette, si pelaku kejahatan seksual yang selama 9 tahun hidup dengan keputusan bersalah ada pada Donte Drumm, yang sedang bersiap menerima hukuman mati atas apa yang tidak dilakukannya. Travis merasa ajal akan menghampirinya sebentar lagi, maka dari itu ia berniat untuk meyakinkan polisi, bahwa eksekusi suntik mati yang akan berlangsung 4 hari lagi tersebut menemui sasaran yang salah.

Proses hukum yang sangat merinci dijabarkan di sini. Lah, proses hukum di Indonesia aja saya bingung, ini di Amerika lagi. Padahal saya mengharap adanya urai mengurai petunjuk satu persatu, perlahan, pelan-pelan. Tapi sudahlah, apalah saya. Nah, kebetulan si korban adalah orang kulit putih, dan si Donte orang kulit hitam, jadilah ada bumbu-bumbu politik dan isu rasial yang menambah kepusingan saya.

Saya pikir, awalnya, gimana caranya si Travis ini meyakinkan polisi-polisi itu dengan mengantarkan mereka satu persatu ke petunjuk yang dia punyai, dan pembaca diajak untuk menebak-nebak alur berikutnya. Ternyata dari awal sudah dibuka semua ke pembaca, selebihnya pembaca diminta untuk mengikuti prosedur hukum yang merinci.

Selama perjuangan lembar demi lembar sampai halaman terakhir, saya acap kali mengguman, kong Grisham bukan orang sembarangan pasti nih. Benar saja, belakangan saya baru tahu, beliau pernah menjadi pengacara. Kemane aje lu?? Sungkem ama baba Grisham, buru!!

Ya pantes lah, isi bukunya mirip diktat kuliah hukum dan politik. Rinci banget.

Tapi gak ada usaha yang gak terbayar sih. Setelah bersusah payah bertahan dengan puluhan, bahkan ratusan istilah-istilah yang sama sekali asing bagi saya, saya mendapatkan feel yang luar biasa di akhir cerita, yaitu pembalasan dendam sang pengacara. HAHAHA. Mungkin itu yang selama ini dirasakan baba Grisham di dunia nyata, ketidakadilan yang semena-mena.

Untuk yang menyukai cerita-cerita yang mengandung unsur hukum, politik dan isu rasial yang cukup merinci, saya rekomendasikan banget buku ini. Tapi untuk para rakyat biasa seperti saya, yang inginnya cuma mengurai petunjuk demi petunjuk tanpa mikirin cerita-cerita sampingannya, mungkin perlu usaha lebih keras dalam menyelesaikan buku ini.

Tapi tetep, baba Grisham is a genius! Dan saya gak kapok, besok mau nyoba The Sycamore, kayaknya mantap.


Penilaian: 4/5
Judul buku: Pengakuan
Judul asli:
The Confession
Penerjemah: Julanda Tantani
Jumlah halaman: 684 halaman
Penulis: John Grisham
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-0044-3

No comments:

Post a Comment