Monday 5 February 2018

Out by Natsuo Kirino

Kembali dengan cerita bertemakan kriminal dan pembunuhan. Sebelumnya apakah saya boleh berteriak: NATSUO KIRINO IS A PURE GENIUS!!! Buku ini seru, gak ada obat, alias seru banget. Sedikit saya ceritakan sejarah mengenai buku ini, yang saya dapatkan tahun 2012 dari seorang teman kos. Dia mendapatkan buku ini tahun 2011, pas lagi kopdar bareng teman-teman 5cm. Tadinya sih cuman dipinjemin doang, dia taunya saya suka baca. Tapi terus kebawa sampai saya lulus kuliah dan gak ngekos lagi. Dia-nya juga gak nyariin sih. HAHA.

Cerita kali ini berlatar belakang di Jepang, gak seperti buku-buku yang saya baca sebelumnya yang berlatar di Amerika atau Inggris, buku ini berlatar di Asia, dengan harapan saya bisa lebih mudah related dengan konflik-konflik di dalamnya. Apaan padahal tetep aja Indonesia-Jepang banyak perbedaan dari segala sisi. HAHA.

Buku ini tidak bercerita tentang bagaimana menemukan pelaku pembunuhan, yang tentunya bukan amatir, dengan menelusuri petunjuk satu demi satu seperti pada umumnya kisah detektif. Melainkan, sang pembunuh yang sebenarnya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, yang hidup dalam himpitan ekonomi dan keadaan rumah tangga yang kacau, yang hari-harinya dipenuhi dengan urusan bekerja-urus anak-masak-bersihin rumah, kini harus membereskan apa yang telah tangannya perbuat, yaitu, membunuh suaminya sendiri.

Kehidupan Yayoi sudah berat, suaminya, Kenji, tukang judi dan main perempuan, anak-anaknya masih kecil, jadilah ia terpaksa bekerja shift malam di sebuah pabrik makanan kotak. Seakan tidak berhenti di situ, suaminya lengkap dengan kegemarannya main tangan dengan Yayoi. Tibalah suatu malam, ia akhirnya merenggut nyawa suaminya dengan tangannya sendiri.

Dibantu dengan ketiga teman satu geng nya di pabrik, Masako, Yoshie, dan Kuniko, akhirnya mayat Kenji dapat disingkirkan tanpa jejak. Kirain aman, karena Yayoi merasa gak akan ada yang mencari suaminya yang dia anggap tidak berguna itu. Layaknya peribahasa, serapat apapun kamu menyimpan bangkai maka akan ketahuan juga, itu benar adanya.

Hari-hari Yayoi dan gengnya kemudian dipenuhi dengan drama, gimana caranya pura-pura sedih, pura-pura gak tau apa-apa. Apalagi buat si Kuniko yang tukang gosip, susah bener jaga rahaasia. Tuduhan pun kemudian jatuh kepada Satake, pemilik klub yang sering diutangin sama Kenji, yang riwayat terakhirnya habis pukul-pukulan sama Kenji tepat sebelum pembunuhan. Habis sudah kehidupan Satake, bisnisnya hancur, reputasi jangan ditanya.

Dengan ditangkapnya Satake, bukan berarti kehidupan Yayoi dkk menjadi aman tentram bin damai. Apakah sampai di situ? Oh, tentu tidak. Babang Satake, yang punya kaitan dengan yakuza, tentunya dengan mudah mencium kebusukan Yayoi dkk. Namun apalah daya, dia udah gak punya apa-apa dan siapa-siapa, mau langsung tuduh yang ada diketawain sama polisi.

Yayoi ini sebetulnya orang yang jujur dan polos, yang mana lama-lama gak tahan juga dengan kebohongan ini. Namun, Masako, sang ketua geng, bersikukuh agar Yayoi tetap bungkam. Nah karena si Masako adalah pentolan di sini, maka dialah yang sering disamperin sama Satake, diancem-ancem, dan lain-lain.

Masalah tidak hanya sampai di situ, bung. Selain Satake yang perlahan-lahan melancarkan balas dendamnya terhadap Yayoi dkk, anggota Yakuza yang lain juga ternyata ada yang mengetahui 'keahlian' Yayoi dkk dalam hal singkir menyingkirkan mayit. Buset. Jadilah, bisnis dah tuh. Malem kerja di pabrik, paginya nyingkirin mayit. Tau sendiri, korban-korban yakuza kan orang-orang kayak apa, yang kalau bisa gak usah pernah ada sisanya lagi sama sekali.

Setelah satu persatu rencana Satake menuntaskan dendamnya, dan meraih Masako sebagai dewa terakhir dalam permainan ini, tibalah saat-saat akhir yang menegangkan. Akhir yang agak aneh, menurut saya, dan cukup twisted. Bumbu-bumbu sadomasokis mewarnai akhir dari cerita ini.

Terlihat dari bagaimana saya menuliskan review ini, mencerminkan bahwa saya sangat menikmati guratan pena Natsuo Kirino. Meskipun ada beberapa alur kilas balik, namun tak membuat saya pusing. Kejar-kejaran antara Yayoi dkk dengan polisi, yakuza, dan Satake, belum lagi masalah kehidupan masing-masing anggota geng Yayoi beserta masa lalunya, membuat novel ini hidup. Benar-benar unputdownable. GREAT, NATSUO!


Penilaian: 5/5
Judul buku: Bebas
Judul asli: Out

Penerjemah: Lulu Wijaya
Jumlah halaman: 571 halaman
Penulis: Natsuo Kirino
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-979-22-2760-4

No comments:

Post a Comment